PERSILANGAN
MONOHIBRIDA
1. a. Sifat tidak bertanduk (polled)
shothorn ditentukan oleh gen P yang dominan sempurna terhadap pasangannya p
yang bersifat bertanduk. Seandainya dilakukan persilangan antara yang tak
bertanduk homozigot dengan sapi bertanduk homozigot pula, sebutkan fenotip dan
genotip F1-nya.
P =
PP x pp
G =
P dan p
F1 =
Pp (tidak bertanduk)
b.
Bagaimana hasil persilangan (F2) sesama F1 pada soal a.
F2 = F1 x F1
= Pp x Pp
G =
P dan p
F2 =
|
P
|
p
|
P
|
PP
|
Pp
|
p
|
Pp
|
pp
|
r = 1
: 2 : 1
F2 =
tidak bertanduk
2. Istilah table dibawah ini yang merupakan
enam jenis persilangan yang melibatkan sepasang gen.
Tetua
|
Anak
(F1)
|
AA
x AA
|
AA
|
AA
x aa
|
Aa
|
aa
x aa
|
Aa
|
Aa
x AA
|
AA,
dan Aa
|
AA
x aa
|
Aa
|
Aa
x Aa
|
AA,
Aa, dan aa
|
PERSILANGAN
DIHIBRIDA
1. a. Bila disilangkan antara sapi angus
hitam tidak bertanduk dengan sapi Hereford merah bertanduk, sifat tidak
bertanduk dan warna hitam dominan sempurna terhadap sifat bertanduk dan warna
merah. Buktikan bahwa semua keturunan (F1) dari persilangan tersebut sapi-sapi
yang semuanya berwarna hitam tak bertanduk !
P =
HHTT x hhtt
G =
HT dan ht
F1 =
HhTt
b. Apabila generasi F1 tersebut
disilangkan dengan sesamanya, isilah pola penurunan sifat dalam kotak punnet
dibawah ini ! sebutkan rasio dari hasil fenotipik dari hasil persilangan
tersebut.
|
HT
|
Ht
|
hT
|
Ht
|
HT
|
HTHT
|
HTHt
|
HThT
|
HTht
|
Ht
|
HtHT
|
HtHt
|
HthT
|
Htht
|
hT
|
hTHT
|
hTHt
|
hThT
|
hTht
|
ht
|
htHT
|
htHt
|
hthT
|
htht
|
R = 9:3:3:1
Keterangan :
- 9 hitam tidak bertanduk
- 3 hitam betanduk
- 3 merah tidak bertanduk
- 1 merah bertanduk
2. Tentukan gamet yang dihasilkan dari
persilangan genotip – genotip berikut :
a. AABbcc G
= ABc dan Abc
b. AaBb G
= AB, Ab, aB, dan ab
c. AaBBCcDDee G = ABCDe, ABcDe, aBCDe, dan aBcDe
d. AABBCCEEFf G = ABCEF dan ABCEf
PEMBAHASAN
Monohibrid adalah persilangan antara dua individu dari spesies yang sama
dengan satu sifat beda. Persilangan monohibrid ini sangat berkaitan dengan
hukum Mendel I atau yang disebut dengan hukum segregasi. Hukum ini berbunyi
“Pada pembentukan gamet, gen-gen yang berpasangan akan dipisahkan
(disegregasikan) ke dalam dua gamet (sel kelamin) yang terbentuk".
Mendel pertama kali mengetahui
sifat monohibrid pada saat melakukan percobaan penyilangan pada kacang ercis
(Pisum sativum). Dari persilangan monohibrid inilah Mendel merumuskan hukum
Mendel I (hukum segregasi).
Persilangan
monohibrid atau monohibridisasi ialah suatu persilangan dengan satu sifat beda.
Untuk mengetahui bahwa suatu gen bersifat dominan, maka harus dilakukan
monohibridisasi antara 2 individu bergalur murni yang memiliki sifat kontras
(alelnya). Jika fenotip f1 sama dengan salah satu sifat gen yang diuji tadi,
berarti jelaslah bahwa sifat itulah yang dominan. Monohibridisasi pada
percobaan mendel dilakukan dengan menyilangkan kapri berbatang tinggi dengan
kapri berbatang pendek.
Jika
dominansi tampak sepenuhnya maka persilangan monohibrid (Pp X Pp) dengan
P=tidak bertanduk dan p=bertanduk, menghasilkan keturunan yang memperlihatkan
perbandingan rasio fenotip = 3 tinggi : 1 rendah, tetapi perbandingan genotip
nya = 1(TT) : 2(Tt) : 1(tt).
Jika sifat
gen dominan tidak penuh (intermediet), fenotip individu f1 tidak seperti salah
satu fenotip induk galur murni, melainkan memiliki sifat fenotip diantara kedua
induknya. Demikian pula perbandingan fenotip f2-nya tidak 3:1, melainkan 1:2:1,
sama dengan perbandingan genotip f2-nya.
PERSILANGAN DIHIBRIDA
Persilangan
dihibrid adalah persilangan antara dua individu sejenis yang melibatkan dua
sifat beda, misalnya persilangan antara tanaman ercis berbiji bulat dan
berwarna hijau dengan tanaman ercis berbiji kisut dan berwarna cokelat; padi
berumur pendek dan berbulir sedikit dengan padi berumur panjang dan berbulir
banyak. Mendel juga meneliti persilangan dihibrid pada kacang kapri. Mendel
menyilangkan kacang kapri berbiji bulat dan berwarna kuning dengan tanaman
kacang kapri berbiji kisut dan berwarna hijau. Ternyata semua F1, nya berbiji
bulat dan berwarna kuning. Berarti biji bulat dan warna kuning merupakan sifat
dominan. Selanjutnya. semua tanaman F, dibiarkan menyerbuk sendiri. Ternyata
pada F2 dihasilkan 315 tanaman berbiji bulat dan berwarna kuning. 108 tanaman
berbiji bulat dan berwarna hijau. 106 tanaman berbiji kisut dan berwarna
kuning, serta 32 tanaman berbiji kisut dan berwarna hijau. Hasil penelitiannya
mengehasilkan hukum Mendel II atau hukum asortasi atau hukum pengelompokan gen
seceru bebas. Hukum ini menyatakan bahwa gen-gen dari kedua induk akan
mengumpul dalam zigot, tetapi kemudian akan memisah lagi ke dalam gamet-gantet
secara bebas.
KESIMPULAN
-
Dari
hasil diatas persilangan monohibrida Nampak sifat tidak bertanduk lebih dominan
disbanding sifat bertanduk
-
Dari
hasil pengamatan persilanagan dihibrida dimana sifat hitam tidak bertanduk
merupakan gen dominan (9 hitam tidak bertanduk) berbanding 3 hitam bertanduk, 3
merah tidak bertanduk dan 1 merah bertanduk.
3 komentar:
mari kita basmi koruptor yang berada di indonesia...!!!
MERDEKA...!!!
artikelnya sangat membantu, khususnya mahasiswa peternakan
bagus buat bahan balajar
Posting Komentar