BAB
I
LANDASAN TEORI
Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti
"yang paling utama") adalah senyawa
organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam
amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein
mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan
penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus. Kebanyakan protein
merupakan enzim atau subunit enzim.
Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti
misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat
dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali
dalam bentuk hormon, sebagai komponen
penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu
sumber gizi, protein berperan
sebagai sumber asam
amino bagi organisme yang tidak mampu
membentuk asam amino tersebut (heterotrof) (Fessenden. 1986).Protein merupakan suatu
zat makanan yang amat penting bagi tubuh, karena zat ini disamping berfungsi
sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan
pengatur. Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C,
H, O, dan yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Molekul protein
mengandung pula phosphor dan ada jenis protein yang mengandung unsur logam
seperti besi dan tembaga.
Protein dalam bahan makanan sangat penting dalam proses
kehidupan organisme seperti hewan dan manusia. Protein alamiah mula-mula
dibentuk dari unit asam-asam amino oleh organisme tumbuh-tumbuhan dan
mikroorganisme dari unsur-unsur anorganik C, H, O, N dan S yang ada didalam
tanah atau udara. Oleh sebab itu protein yang ada dalam bahan makanan sangat
penting bahkan vital bagi manusia.
Pada organisme yang sedang tumbuh, protein sangat penting
dalam pembentukan sel-sel baru. Karena itu organisme yang kekurangan protein
dalam bahan makanannya mudah mengalami hambatan pertumbuhan. Perlu diperhatikan
bahwa didalam bahan makanan banyak terdapat berbagai jenis protein, tetapi
tidak semua protein mempunyai mutu yang sama, sehingga perlu diperhatikan
protein yang bernilai tinggi gizinya dan memberi manfaat yang besar bagi tubuh.
Protein merupakan suatu polipeptida dengan BM yang sangat
bervariasi dari 5000 sampai lebih dari satu juta karena molekul protein yang
besar, protein sangat mudah mengalami perubahan fisis dan aktivitas
biologisnya. Banyak agensia yang menyebabkan perubahan sifat alamiah dari
protein seperti panas, asam, basa, solven organik, garam, logam berat, radiasi
sinar radioaktif (Sudarmadji, 1996).
Macam-macam protein
Berdasarkan susunan kimia
dari protein, maka protein terbagi dalam tiga golongan yaitu :
1. Protein sederhana
Disebut protein sederhana
karena didalamnya tidak terdapat ikatan dengan bahan-bahan, seperti: albumine
yang terdapat dalam telur.
2. Protein yang bersenyawa
Ikatan protein dengan
zat-zat lain seperti : glikoprotein, persenyawaan antara protein dengan
glikogen.
3. Turunan dari protein
Termasuk dalam turunan
dari protein antara lainpepton, peptide dan gelatin.
Susunan Protein
Struktur protein dapat dibagi menjadi empat bentuk;
primer, sekunder, tersier dan kuartener. Susunan linier asam amino dalam
protein merupakan struktur primer. Susunan tersebut akan menentukan sifat dasar
protein dan bentuk struktur sekunder serta tersier. Protein sesungguhnya bukan
merupakan zat tunggal. Protein terdiri dari unsur-unsur pembentuk yang disebut
asam amino. Bila protein menandung banyak asam amino dengan gugus hidrofobik, daya
kelarutannya kurang dalam air dibandingkan dengan protein yang banyak
mengandung asam amino dengan gugus hidrofil. (Winarno, 1992).
. Jumlah dan macam asam amino yang membentuk tiap macam
protein tidak sama. Jenis protein yang baik akan mengandung semua jenis asam
amino dalam jumlah yang cukup. Beberapa macam asam amino yang dianggap penting
sekali untuk pertumbuhan tubuh dan untuk mendapatkan keseimbangan nitrogen
dalam tubuh manusia. Asam amino yang termasuk golongan ini disebut asam amino
esensial, yang harus terdapat dalam makanan sehari-hari karena digunakan untuk
pemeliharaan sel-sel, dan tak dapat dibuat sendiri oleh tubuh. Penggolongan
asam amino esensial seperti : alanin, asam asparat, asam glutamate, glisin,
hidroksi prolin, serin, prolin, sistein, sistin dan tirosin. Jadi protein akan
terdiri dari beberapa molekul asam amino yang bergabung bersama-sama membentuk
protein.
BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM
·
Tempat
dan waktu praktikum
Tempat :
Laboratorium Analisis pangan
Hari / tanggal :
Senin, 1 April 2013
Pukul :
07.00 – 09.00
·
Materi
2.1 Alat
2.1.1 Uji
Millon
2.1.1.1 Tabung
reaksi
2.1.1.2 Rak
tabung reaksi
2.1.1.3 Pipet
volume
2.1.1.4 Pipet
tetes
2.1.1.5 Beaker
glass
2.1.1.6 Pemanas
2.1.1.7 Stopwatch
2.1.2
Uji
Biuret
2.1.2.1 Tabung
reaksi
2.1.2.2 Rak
tabung reaksi
2.1.2.3 Pipet
volume
2.1.2.4 Pipet
tetes
2.1.2.5 Alat
pengaduk
2.1.3
Uji
pengendapan
2.1.3.1 Tabung
reaksi
2.1.3.2 Pipet
tetes
2.1.3.3 Stopwatch
2.2 Bahan
2.2.1
Uji
Millon
2.2.1.1 Albumin
2.2.1.2 Gelatin
2.2.1.3 Kasein
2.2.1.4 Reagen
millon
2.2.2
Uji
Biuret
2.2.2.1 Albumin
20%
2.2.2.2 Gelatin 20%
2.2.2.3 NaOH
0,1 N
2.2.2.4 CuSO4
0,1 N
2.2.3
Uji
pengendapan
2.2.3.1 HCl
0,1%
2.2.3.2 NaOH
0,1 N
2.2.3.3 Buffer
Asetat 1 M (pH = 4,7)
2.2.3.4 Etanol
95%
·
Metode
3.1 Uji Millon
·
Siapkan 3 tabung
reaksi.
·
Tabung reaksi
pertama diisi dengan 2 mL albumin, tabung kedua diisi dengan 2 mL gelatin
tabung ketiga diisi dengan 2 mL kasein.
·
Masing-masing
tabung tambahkan dengan reagen millon sebanyak 4 tetes, maka akan terjadi
endapan.
·
Kemudian
panaskan dalam pemanas air yang mendidih (waterbath).
·
Ulangi percobaan
sekali lagi.
3.2 Uji Biuret
·
Siapkan 3 tabung
reaksi.
·
Tabung pertama
diisi dengan 1mL albumin, tabung kedua diisi dengan 1 mL gelatin, dan tabung
ketiga diisi dengan 1ml kasein.
·
Tambahkan NaOH 1
mL dan CuSO4 ) 0,1N sebanyak 2 tetes pada ketiga tabung.
·
Amati perubahan yang
terjadi.
3.3 Uji Pengendapan
·
Siapkan 3 tabung
reaksi dan isi masing-masing dengan 5 mL protein.
·
Tambahkan 1 mL
HCl 0,1 M ke dalam tabung pertama dan 6 mL etanol 95%, tabung kedua 1 mL NaOH
0,1 M dan 6 mL etanol 95% serta tabung ketiga 1mL buffer asetat dan 6 mL etanol
95%.
·
Letakkan ketiga
tabung dalam air mendidih (waterbath) selama lima menit.
·
Amati
tabung-tabung mana yang tidak larut.
Hasil pengamatan Uji
Millon
tabung
|
Jenis larutan
|
Warna awal
|
Hasil pengamatan
|
1.
|
2 ml albumin + 4
tetes reagen millon
|
Putih keruh
|
Pemanasan pertama (5 menit)
4 menit : berwarna
putih keruh menggumpal.
Pemanasan kedua (5 menit)
1,5 menit :
menggumpal sempurna dengan warna putih dan ada gelembung menempel di
permukaan dinding tabung.
|
2.
|
2 ml gelatin + 4
tetes reagen millon
|
Kuning pucaat dan
menggumpal
|
Pemanasan pertama (5 menit)
2 menit : berwarna
putih.
4 menit : berwarna
kuning jernih.
Pemanasan kedua (5 menit)
4,5 menit :
berwarna kuning agak keputihan.
|
3.
|
2 ml kafein + 4
tetes reagen millon
|
Putih jernih
|
Pemanasan pertama (5 menit)
4 menit : warna
putih jernih
Pemanasankeduaa (5 menit)
4,5 menit : warna
putih jernih dan ada gelembung yang menempel pada dinding tabung.
|
Hasil pengamatan Uji
Biuret
tabung
|
Jenis larutan
|
Warna sebelum
homogenisasi
|
Hasil pengamatan
(setelah di
koccok)
|
1.
|
1 ml larutan
albumin + 1 ml NaOH + 2 tetes CuSO4 0,1 N
|
Putih bening.
|
Warna ungu (
violet) dan larutan bening.
|
2.
|
1 ml larutan
gelatin + 1 ml NaOH + 2 tetes CuSO4 0,1 N
|
Gelatin+ NaOH+
CuSO4 warna tidak homogen warna biru dan gelatin coklat.
|
Tidak bercampur
menjadi satu tapi waarna menjadi ungu.
|
3.
|
1 ml larutan
kafein + 1 ml NaOH + 2 tetes CuSO4 0,1 N
|
Warna putih bening
|
Warna larutan biru
dan bening.
|
Hasil pengamatan Uji
Pengendapan
Tabung
|
pereaksi
|
Hasil
|
1.
|
1 ml HCl 0,1N + 6
ml etanol 95 %
|
Larutan atas
berwarna putih bening. Bawah berwarna putih susu, diantara kedua lapisan
terdapat warna kuning serta endapan berwarna putih dan tidak larut.
|
2.
|
1 ml NaOH 0,1N + 6
ml etanol 95 %
|
Terbagi 3 lapisan,
lapisan atas berwarna putih dan menggumpal, lapisan tengah berwarna putih
bening, lapisan bawah berwarna putih dan terdapat endapan. Putih susu,
lapisan bawah encer larutan pereeaksi larut meskipun tidak seluruhnya.
|
3.
|
1 ml buffer asetat
0,1N + 6 ml etanol 95 %
|
Terbagi 3 lapisan,
lapisan atas berwarna putih dan menggumpal, lapisan tengah warna putih keruh,
lapisan bawah berwarna putih taapi encer terdapat endapan putih susu. Larutan
pereaksi larut saat dipanaskan.
|
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
UJI MILLON
Prinsip
dari uji millon adalah pembentukan garam merkuri dari tirosin yang ternitrasi.
Tirosin merupakan asam amino yang mempunyai molekul fenol pada gugus R-nya,
yang akan membentuk garam merkuri dengan pereaksi millon. Endapan merah yang
terjadi tersebut karena merkuri berikatan dengan hiroksi, dari protein yang
diuji, menjadi HgNO3. Warna yang terbentuk tersebut
mengindikasikan bahwa sampel yang digunakan mengandung asam amino.
Dari hasil percobaan
praktikum ketiga tabung menunjukkan hasil yang negatif karena tidak berwarna
merah seteleh di panaskan pada tabung 1 yang berisi albumin dicampur dengan 4
tetes reagen millon terdapat endapan berwarna putih, Endapan putih yang
terbentuk berasal dari endapan merkuri,seharusnya protein albumin berubah
menjadi endapan warna merah mungkin karena kesalahan dalam perobaan praktikum
UJI BIURET
Uji Biuret adalah uji umum untuk
protein(ikatan peptida), tetapi tidak dapat menunjukkan asam amino bebas. Zat
yang akan diselidiki mula-mula ditetesi larutan NaOH, kemudian ditetesi larutan
tembaga(II)sulfat yang encer. Jika terbentuk warna ungu berarti zat itu
mengandung protein. Reaksi ini positif terhadap dua buah ikatan peptida atau
lebih, tetapi negatif untuk asam amino bebas atau dipeptida. Semua asam amino,
atau peptida yang mengandung asam-α amino bebas akan bereaksi dengan ninhidrin
membentuk senyawa kompleks berwarna biru-ungu.
UJI PENGENDAPAN PROTEIN
Protein dapat diendapkan dengan
penambahan alkohol. Pelarut organic dapat merubah atau mengurangi konstanta
dielektrika dari air sehingga kelarutan protein berkurang, dan karena juga
alkohol berkompetisi dengan protein terhadap air. Berdasarkan
percobaan di dapatkan bahwa tabung 1 tidak terjadi penggumpalan,pada tabung 2
terjadi penggumpalan dan pada tabung 3 terjadi penggumpalan yang lebih dari tabung
2. Pada tabung 3 penggumpalan terjadi karena buffer tetap mempertahankan pH-nya
pada 4,7 sehingga diketahui bahwa titik isoelektrik protein tersebut pada pH-
4,7. Sedangkan fungsi HCl dan NaOH yaitu untuk mendenaturasikan protein.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan praktikum yang
telah dilakukan dan melakukan
perbandingan dengan literatur , dapat diambil kesimpulan bahwa:
·
Pada uji millon
terdapat proses pembentukan garam merkuri dan tyrosin yang ternitrasi oleh
reagen millon membentuk endapan dengan warna yang spesifik yaitu merah.
·
Pada uji biuret
terdapat proses penambahan CuSO4 sehingga terbentuk kompleks antar Cu2+dengan
gugus amino dari protein, dimana
Ion Cu2+ dari preaksi biuret dalam suasana basa akan berekasi dengan
polipeptida atau ikatan-ikatn peptida yang menyusun protein membentuk senyawa
kompleks berwarna ungu atau violet
·
Protein dapat diendapkan dengan penambahan alkohol. Pelarut
organic dapat merubah atau mengurangi konstanta dielektrika dari air sehingga
kelarutan protein berkurang, dan karena juga alkohol berkompetisi dengan
protein terhadap air.
2 komentar:
mari kita basmi koruptor yang berada di indonesia...!!!
MERDEKA...!!!
sangat membantu laporannya
Posting Komentar