A.Sumber Energi
Sumber energi merupakan salah satu bahan pakan yang termasuk kelas nomor empat
dalam klasifikasi internasional karena kelas ini berupa bahan pakan yang banyak
mengandung energi seperti karbohidrat dan lemak. Hal ini sesuai dengan pendapat
Hartadi et al. (1990) yang menyatakan bahwa yang
termasuk sumber energi adalah bahan pakan dengan protein kasar kurang dari 20 %
dan serat kasar kurang dari 18 %, contohnya biji-bijian, limbah penggilingan,
dan lain-lain.
1. Jagung kuning
Berdasarkan data praktikum pengenalan bahan pakan, jagung kuning
berbentuk butiran biji, berbau khas, memiliki tekstur yang halus, rasanya gurih
dan berwarna kuning, serta termasuk dalam kelas 4. Hal ini sesuai dengan
pendapat Agus (2007) yang menyatakan bahwa biji-bijian termasuk dalam kelas
ini. Menurut Rasyaf (1992) bahwa jagung kuning mempunyai pigmen karoten yang
disebut Xanthophyll yang mempunyai pengaruh terhadap
pigmen kuning dalam cadangan lemak ayam dan pada kuning telur. Ditambahkan oleh
Martawijaya (2004) bahwa jagung kuning mengandung energi dan protein tinggi,
tetapi daya lekatnya rendah dan memiliki kandungan protein 8-9%, lemak 3-4%,
asam amino 90-95%, dan energi metabolisme sebesar 3.394 kkal/kg.
2. Sorghum,Berdasarkan data praktikum pengenalan bahan pakan, sorghum
berbentuk tepung, tidak berbau, memiliki tekstur kasar, rasanya hambar dan
berwarna cokelat tua, serta termasuk dalam kelas 4. Hal ini sesuai dengan
pendapat Rasyaf (1992) yang menyatakan bahwa sorghum (Sorghum vulgare)
merupakan bijian asal nabati yang juga menjadi sumber energi. Sorghum mempunyai
kandungan energi metabolis sebesar 3.250 kkal/kg. Menurut Martawijaya (2004)
bahwa umumnya sorghum berwarna merah, putih atau kecokelatan sorghum. Sorghum
berwarna putih lebih banyak digunakan. Sorghum mempunyai zat tanin yang dapat
menghambat pertumbuhan, sehingga harus ditambah metionin. Kandungan gizinya
terdiri protein 13,0%, lemak 2,05%, karbohidrat 47,85%, abu 12,6%, serat kasar
13,5%, dan air 10,64%. Sorghum memiliki kandungan energi sebesar 3.255 kkal/kg.
3.
Pollard, Berdasarkan data praktikum pengenalan bahan pakan, pollard
berbentuk serbuk, berbau khas, memiliki tekstur halus, rasanya gurih dan
berwarna krem, serta termasuk dalam kelas 4. Hal ini sesuai dengan pendapat
Ichwan (2003) yang menyatakan bahwa yang menyatakan bahwa pollard merupakan
limbah dari pengolaha gandum. Kandungan nutrisinya cukup baik, energi
metabolisme 1.140 kkal/kg, protein 11,8%, serat 11,2%, dan lemak 3,0%. Bahan
baku utama memang didatangkan dari luar negeri, tetapi limbahnya dapat
diperoleh dari pabrik pengolahan gandum menjadi tepung terigu. Menurut
Martawijaya (2004) bahwa white pollard memiliki protein 11,99%, lemak 1,48%,
karbohidrat 64,75%, abu 0,64%, serat kasar 3,75%, dan air 17,35%. Kandungan
nutrisi tepung pollard cukup baik karena energi metabolisme yang terkandung
sebesar 1.140 kkal/kg.
B.Sumber protein
Sumber protein merupakan kelas nomor lima dalam klasifikasi internasional.
Sumber protein adalah pakan yang mengandung kandungan protein yang lebih tinggi
dari kandungan nutrisi lain dan nutrisi selain protein hanya sebagai pelengkap
saja. Hal ini sesuai dengan pendapat Hartadi et al. (1991) yang menyatakan bahwa sumber
protein adalah semua bahan pakan yang mempunyai kandungan protein 20% atau
lebih dan berasal dari tanaman, hewan, ikan, dan milk. Menurut
Agus (2007) bahwa sumber protein mengikutsertakan bahan pakan yang mengandung
serat kasar kurang dari 18% atau dinding sel kurang dari 35% dan protein
sebesar 20% atau lebih. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, bahan pakan
yang termasuk sumber protein adalah biji bunga matahari, kacang kedelai, poultry meat meal, ampas tahu,
bungkil kelapa, bungkil kelapa sawit, kulit ari kedelai, biji kapas, biji
jarak, tepung ikan, meat bone meal, biji kapuk,
ampas kedelai, tepung bulu, tepung daun lamtoro, serta kacang tanah. Hal ini
sesuai dengan pendapat Rasyaf (1997) yang menyatakan bahwa bahan pakan yang
termasuk sumber protein yaitu bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, bungkil
kacang kedelai, tepung ikan, tepung bulu, serta tepung darah. Ichwan (2003)
menambahkan bahwa pakan sumber protein diantaranya bungkil kelapa, ampas kecap,
tepung daun lamtoro serta tepung ikan.
1.
Bungkil
kelapa, Berdasarkan data hasil praktikum bungkil kelapa berbentuk
tepung, berbau khas bungkil kelapa, bertakstur kasar, berasa pahit, dan
berwarna cokelat tua serta termasuk dalam kelas nomor lima dalam klasifikasi
internasional. Hal ini sesuai dengan pendapat Hartadi et
al. (1990)
menambahkan bahwa kandungan bungkil kelapa yaitu BK 86%, abu 6,4%, SK 14,4%,
BETN 41,8% dan PK 21%. Rasyaf (1997) yang menyatakan bahwa bungkil kelapa
mengandung protein sekitar 18%-26%, energi metabolismenya lebih dari 1600
kkal/kg.
2.
Tepung
bulu, Berdasarkan data hasil praktikum tepung bulu berbentuk serbuk,
berasa pahit, berbau menyengat, bertekstur halus, dan berwarna putih serta
termasuk salah satu bahan pakan kelas nomer lima dalam klasifikasi internasional.
Tepung bulu memiliki kandungan protein yang tinggi serta sering diberikan oleh
ternak sebagai campuran ransum. Hal ini sesuai dengan pendapat Ichwan (2003)
yang menyatakan bahwa kandungan protein pada tepung bulu memang sangat tinggi,
kadarnya sekitar 85%. Martawijaya (2004) menyatakan bahwa tepung bulu memiliki
kandungan protein sekitar 80%-90% dan metabolisme energinya sebesar 2.354
kkal/kg.
3.
Tepung
ikan, Berdasarkan data hasil praktikum, tepung ikan berbentuk serbuk,
bertekstur halus, berasa pahit, berbau amis, dan berwarna cokelat serta
termasuk bahan pakan kelas nomor lima dalam klasifikasi internasional. Tepung
ikan memiliki kandungan protein yang tinggi serta bahan pakan sumber protein
yang baik untuk ternak. Hal ini sesuai dengan pendapat Ichwan (2003) yang
menyatakan bahwa tepung ikan merupakan salah satu sumber protein terbaik,
mengingat kandungan asam amino esensialnya sangat tinggi. Martawijaya (2004)
menambahkan bahwa kandungan gizi tepung ikan berupa protein 22,65%, lemak
15,38%, abu 26,65%, serat 1,80%, serta air sebanyak 10,78%.
C. Sumber mineral
Sumber mineral merupakan bahan pakan
kelas nomor enam dalam klasifikasi internasional, sumber mineral adalah semua
bahan pakan yang mengandung banyak mineral seperti Ca dalam tulang, zat
besi (Fe) serta mineral lainnya. Ketersediaan sumber mineral di pasaran
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu jenis mineral produksi alam, dan mineral
buatan (sintetik). Hal ini sesuai dangan pendapat Rasyaf (1992) bahwa
penggunaan mineral buatan pabrik lebih terjamin dari pada produksi alam.
Martawijaya (2004) menambahkan bahwa umumnya bahan–bahan pakan sumber mineral
dikemas dalam bentuk premix. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan , bahan
pakan yang termasuk dalam kelas sumber mineral antara lain, tepung
tulang, mineral mix, dan tepung kerang. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasyaf
(1992) yang menyatakan bahwa bahan pakan sumber mineral antaranya adalah
tepung kerang, tepung tulang, dan lain-lain. Ichwan (2003) menambahkan bahwa
pakan sumber mineral adalah tepung kerang, tepung tulang kapur (kalsium
karbonat), dicalcium fosfat (DCD) dan garam dapur.
1.
Tepung tulang, Berdasarkan data hasil
praktikum tepung tulang berbentuk tepung, berteksur halus, berwarna putih,
berasa pahit, dan berbau khas tulang serta termasuk bahan pakan kelas nomor
enam dalam klasifikasi internasional. Tepung tulang merupakan bahan pakan yang
terbuat dari tulang dan pada dasarnya merupakan pembentukan dari mineral,
sehingga baik digunakan sebagai sumber mineral. Menurut Rasyaf (1997)
menyatakan bahwa tepung tulang umumya mengandung kalsium 24%-28% dan phosphor antara 12%-15%. Hal ini sesuai dengan
pendapat Ichwan (2003) yang menyatakan bahwa tepung tulang merupakan salah satu
sumber mineral makro yang mengandung kalsium 24% dan fosfor 12%.
2.
Tepung kerang, Berdasarkan data hasil
praktikum tepung kerang berbentuk serbuk, bertekstur kasar, berwarna krem,
berasa pahit, dan berbau khas kerang serta termasuk salah satu bahan pakan
kelas nomor enam dalam klasifikasi internasional. Tepung kerang pada dasarnya
terbuat dari kulit kerang (cangkang kerang) yang terbentuk dari mineral
mineral, sehingga tidak salah apabila tepung kerang merupakan salah satu pakan
sumber mineral yang baik. Rasyaf (1997) menyatakan bahwa tepung kerang sifatnya
memenuhi kebutuhan calcium dan
tepung kerang mengandung 38% calcium. Hal ini
sesuai pendapat Ichwan (2003) bahwa tepung kerang merupakan sumber
kalsium yang baik dan kadar kalsiumnya sekitar 38%.
3.
Kapur, Berdasarkan data hasil praktikum tepung batu berbentuk serbuk,
bertekstur kasar, berwarna hitam, berasa pahit, dan berbau khas batu serta
termasuk salah satu bahan pakan kelas nomor enam dalam klasifikasi internasional.
Tepung batu pada dasarnya terbuat dari batu yang mengandung mineral-mineral
alami, sehingga tidak salah jika tepung batu termasuk dalam pakan sumber
mineral. Menurut Ichwan (2003) bahwa tepung batu adalah salah satu bahan baku
pakan sumber mineral yang digunakan dalam pakan ayam sebagai sumber kalsium
karena kandungan kalasiumnya cukup tinggi sekitar 38% kadarnya. Hal ini sesuai
dengan pendapat Agus (2007) yang menyatakan bahwa bahwa tepung batu
adalah bahan pakan sumber kalsium mineral yang digunakan dalam ransum ternak.
D. Sumber vitamin
Pakan sumber vitamin yaitu pakan yang mengandung banyak vitamin, seperti
vitamin A, B, C, D, E, dan K serta termasuk juga proses ensilasi dari ragi. Hal
ini sesuai dengan pendapat Hartadi et al. (1990) yang menyatakan bahwa pakan
yang mengandung vitamin termasuk proses ensilasi dari ragi. Hal ini diperjelas
oleh pendapat Tillman et al. (1991) yang menyatakan bahwa pakan
sumber vitamin mengandung vitamin A, B1, B2,
B6, B12, D2,
D3, E, K, serta vitamin C.
Berdasarkan hasil praktikum, diperoleh bahan pakan yang mengandung vitamin atau
masuk dalam kelas vitamin yaitu vit mix, yang mana vit mix merupakan campuran
dari beberapa campuran vitamin-vitamin. Hal ini sesuai dengan pendapat Tillman et
al. (1991) yang menyatakan bahwa pakan sumber vitamin mengandung
beberapa vitamin yaitu vitamin A, D2, D3,
B1, B2, B6,
B12, E, K dan vitamin.
Martawijaya (2004) menambahkan bahwa pakan sumber vitamin seperti topmix yang mengandung 12 macam vitamin, rhodiamix yang mengandung 12 macam vitamin.
1.
Vitamin mix, Berdasarkan hasil
praktikum, vitamin mix memiliki warna krem, rasa pahit, bentuk serbuk, tekstur
kasar, bau obat, dan masuk dalam kelas pakan sumber vitamin. Hal ini sesuai
dengan pendapat Tillman et al. (1991) yang menyatakan bahwa pakan
yang mengandung vitamin, memiliki kandungan vitamin yang penting, yaitu A, D2, D3, B1,
B2, B6, B12, E, K dan vitamin C. pendapat ini diperjelas oleh pendapat
Martawijaya (2004) yang menyatakan bahwa pakan yang mengandung vitamin biasanya
dijual di poultry shop dan sudah dikemas dalam bentuk premix
seperti top mix yang mengandung 12 macam vitamin, dan rhodiamix yang juga mengandung 12 macam vitamin.
E. Additive
Pakan additive yaitu
pakan yang digunakan untuk menambah produksi ternak dan biasanya bahan pakan
nya campuran dari beberapa bahan pakan atau hanya sebagai tambahan agar menarik
atau menambah nafsu makan pada ternak. Hal ini sesuai dengan pendapat Tillmanet al. (1991) yang menyatakan bahwa pakan additive yaitu zat-zat tertentu yang biasanya
ditambahkan pada ransum seperti antibiotika, zat-zat warna, hormon dan
obat-obatan lainnya. Pendapat ini diperjelas oleh pendapat Ichwan (2003) yang
menyatakan bahwa bahan baku pakan additive antara lain premix, asam amino
sintesis, pemacu pertumbuhan, koksidiostat, anti racun, antioksidan, perekat
dan pemberi pigmen.
KESIMPULAN
Klasifikasi bahan pakan secara internasional dibagi menjadi delapan kelas,
yaitu sumber energi, sumber protein, sumber mineral, sumber vitamin, dan additive.
Contoh sumber energi yaitu biji nangka dan ketela pohon. Contoh sumber protein
yaitu kacang kedelai dan bungkil kelapa sawit. Contoh sumber mineral yaitu
tepung tulang dan tepung kerang. Contoh sumber vitamin yaitu vit mix, dan
contoh sumber additive yaitu premix dan pemacu pertumbuhan.
Bahan pakan memiliki karekteristik yang berbeda-beda, baik dari rasa, bentuk,
tekstur, dan bau. Bahan pakan memiliki kandungan nutrisi yang berbeda-beda,
sehingga penggunaannya berdasarkan kebutuhan ternak.
0 komentar:
Posting Komentar