A. Bahan pakan
1. JENIS BAHAN PAKAN
Ø
Tepung Ikan
Merupakan bahan
utama untu keseimbangan asam amino. Kandungan protein antara 60 – 70 % (impor)
dan 45 – 55 % (lokal), tergantung pada : materi ikan, proses pengolahan, dan
penyimpanan kandungan proteinnya sangat tergantung kepada jenis ikan yang
digunakan, ikan laut akan lebih baik dibandingkan dengan ikan darat jika
digunakan untuk membuat tepung ikan Dapat mendukung bahan baku asal nabati.
Harga per satuan beratnya relatif mahal sehingga bahan baku ini hanya digunakan
sebesar 5-12% terhadap total komposisi.
Sumber : LUBIS,
1953. Ilmu Makanan Ternak.
Ø
Tepung Daging
Merupakan produk
kering jaringan mamalia (non bulu, kuku, viseral,dan kulit). Kandungan protein
cukup tinggi antara 50 – 60 %. Kombinasi jagung dan tepung daging dengan
proporsi yang cukup tinggi dalam ransum akan berbahaya bagi monogastrik.
Sumber : (Pardede dan Asmira, 1997)
Ø Tepung Tulang
Salah satu sumber
mineral makro pakan adalah tepung tulang. Tepung ini mengandung yaitu kalsium
24% dan fosfor 12%. Namun, penggunaannya hanya terbatas sebagai pelengkap jika
nutrisi dalam komposisi bahan baku yang ada tidak mencukupi. Pabrik pakan
umumnya menggunakan meat and bone meal (tepung daging dan tulang) sebagai
sumber mineral dan protein sekaligus. Bahan ini biasanya diimpor dari luar
negeri. Penggunaan tepung tulang sudah jarang dilakukan, apalagi sudah banyak
sumber mineral sintetis yang diproduksi oleh pabrik pembuat bahan baku pakan
maupun farmasi.
Sumber : Parakkasi, 1995.pembuatan
bahan pakan ternak.
Ø Padi
Karena merupakan makanan pokok di Indonesia, penggunaannya untuk ternak sangat
terbatas Gabah adalah butir padi yang belum digiling, kandungan protein lebih
rendah daripada jagung serta miskin vitamin A. Menir, merupakan pecahan
beras pada penumbukan padi. Sering digunakan pada unggas (ayam kampung).
Ø Dedak Padi
Merupakan hasil ikutan industri penggilingan padi; di Indonesia terdapat 3
kualitas, yaitu : dedak kasar, dedak halus/lunteh, bekatul. Dedak kasar, dedak
yang diperoleh dari hasil penumbukan atau penggilingan pertama; kualitas
rendah; kandungan PK ± 6 %; SK >20 % ; lebih banyak digunakan pada ternak
ruminansia dan kuda.
Ø Dedak halus
Dedak halus, merupakan hasil ikutan penumbukan atau penggilingan untuk
memperoleh beras asah; kandungan PK ± 11 % dengan SK ± 10%; kaya vitamin dan
niasin; mudah tengik; kandungan serat kasar tergantung pada terikutnya kulit
gabah; dapat digunakan untuk ternak non ruminansia.
Bekatul, diperoleh dari penumbukan atau penggilingan terakhir; merupakan bagian
endosperm; selaput dan lembaga; kandungan PK mencapai 12 % dengan serat kasar ±
5%; mudah tengik; tidak mengandung kulit gabah.
Kualitas bervariasi, dipengaruhi banyaknya kulit gabah. Kulit gabah mengandung
serat kasar dengan kadar silika 11 – 19 %, hal ini merupakan pembatas nutrisi
yang menyebabkan dedak padi tidak dapat digunakan berlebihan. Kadar protein
lebih tinggi daripada jagung, kualitas proteinnyapun lebih baik.Penggunaan yang
terlalu tinggi akan melembekkan lemak karkas. Mempunyai masalah terhadap
penyimpanan.Dapat menggantikan sebagian peran jagung.
Sumber : LUBIS,
1953. Ilmu Makanan Ternak
Ø Jagung
Bahan ini “diharuskan” untuk digunakan pada ransum unggas komersial pada
umumnya. Merupakan biji-bijian sumber energi dengan kadar protein yang rendah
(lisin dan tritophan), rendah serat kasar dan mengandung energi yang tinggi;
juga merupakan sumber Xantophil, provit-A, asam lemak. Kandungan PK 9,8%;
rendahnya kualitas protein karena adanya “zein” (50% dari seluruh protein
jagung) yang bersifat larut dalam alkohol. Penggunaan jagung dalam ransum harus
ditambahkan sumber protein atau asam amino sintetik. Kadar lemak yang relatif
tinggi menyebabkan tidak tahan disimpan lama. Komposisi zat makanannya
dipengaruhi oleh varietas dan lingkungan penanamannya.
Sumber : LUBIS,
1953. Ilmu Makanan Ternak.
Ø Dedak Jagung/Empok
Merupakan lapisan luar biji jagung, mencakup kulit dan ujung tudung dengan
sedikit bagaian pati lembaganya. Kandungan protein tidak lebih banyak daripada
jagungnya. Pemberian terlalu tinggi dapat menyebabkan ulkus lambung, karena
kandungan kulit biji. Bila diberikan pada unggas, hasilnya kurang baik bila
dibandingkan dengan biji jagung. Tetes atau Molases merupakan hasil ikutan
pabrik gula kandungan protein rendah (3-4 %); kandungan energi tinggi dlaam
bentuk mono dan disakarida banyak digunakan pada ternak ruminansia selain
sumber energi juga bermanfaat sebagai : penambah rasa, mengurangi sifat berdebu
pakan, pellet binder, stimulus aktivitas mikroba, carrier NPN dan vitamin dalam
suplemen betuk cairan. penggunaan pada ruminansia sampai 15 %, pada unggas <
10 %. penggunaan berlebihan dapat memunculkan sifat laksatif (penyebab
mencret)penggunaan berlebihan juga mempersulit prosesmixing.Kualitas tergantung
mutu tebu dan proses pengolahannya
Ø Bungkil Kelapa
Bungkil kelapa adalah bahan pakan tenak yang berasal dari sisapembuatan minyak
kelapa. Bahan pakan ini mengandung protein nabati dansangat potensial untuk
meningkatkan kualitas karkas.Kandungan nilai gizi bungkil kelapa dapat
dilihat pada Tabel 8.Tabel 8. Kandungan nilai gizi bungkil kelapaKandungan Zat
Kadar Zat Bahan kering (%) 84.40, Protein kasar (%) 21.00, TDN (%)
81.30, Serat kasar (%) 15.00, Lemak kasar (%) 1.80
Sumber : a. Laboratorium Ilmu Nutrisi
dan Pakan Ternak Departemen Peternakan FP USU (2008)b. NRC (1995)
Ø Bungkil Kelapa
Merupakan bahan yang berasal dari hasil ikutan ekstraksi minyak daging kelapa
kering (kopra). Dari segi nutrisi tidak memuaskan, tetapi merupakan bahan
alternatif yang penting untuk menutup kekurangan kebutuhan protein pakan.
Kekurangan lisin dan metionin (nutrisi pembatas) dapat ditutupi dengan penggunaan
tepung ikan atau asam amino sintetik. Pada ternak babi, penggunaannya
tidak boleh lebih dari 20 %.
Sumber : Parakkasi, 1995. Pembuatan
pakan ternak.
Ø Bungkil Kedele
Merupakan bahan baku dengan kandungan protein yang tinggi (43–51 %). Mempunyai
pembatas nutrisi berupa rendahnya kandungan lisin dan metionin. Bahan ini lebih
banyak digunakan pada ternak unggas dan babi. Merupakan bahan favorit pada
formulasi ransum; pada ternak babi dapat mencapai penggunaan 93 % dan pada
ternak ayam maksimal 45 %.
Sumber : (Pardede dan Asmira, 1997)
Ø Molases
Molases atau tetes tebu adalah hasil sampingan pengolahan tebu menjadigula.
Bentuk fisiknya berupa cairan yang kental dan berwarna hitam.
Kandungankarbohidrat, protein dan mineral protein cukup tinggi, sehingga bisa
jugadigunakan untuk pakan ternak walaupun sifatnya hanya sebagai
pendukung.Disamping harganya murah, kelebihan tetes tebu adalah terletak pada
aroma danrasanya. Oleh karena itu apabila dicampur dalam ransum maka akan
bisamemperbaiki aroma dan rasanya (Hasan danIshida, 1992) Kandungan Zat Kadar
Zat Bahan kering (%) 67.50, Protein kasar (%) 3.50, TDN (%) 81.00 Serat kasar
(%) 0.38, Lemak kasar (%) 0.08
Sumber : a. Laboratorium Ilmu Nutrisi
dan Pakan Ternak Departemen Peternakan FP USU (2008)b. NRC (1995)
Ø Ubi kayu
sumber energi yang realtif murah dan mudah didapat kandungan PK < 3 % dan SK
rendahmengandung racun asam sianida/HCN (termasuk daun) dengan pengolahan dapat
mengurangi kadar HCN.
Ø Tepung tulang
Tepung tulang yang
diperoses ini mengandung kalsium 24% .dibeberpa pabrik makanan ternak
mempergunakan tepung tulang yang tercampur dengan sisa-sisa daging atau limbah
rumah potong. Sesuai dengan namanya maka tepung tulang ini digunakan untuk
tambahan dan juga sebagai pelengkap untuk melengkapi kandungan nutrisi mineral
kalsium pada pakan ternak.
Ø Tepung kerang
Tepung karang atau
CaCO3 merupakan sumber kalsium yang baik mengandung kalsium 38% atau 98%
kalsium karbonat, bila menggunakan tepung karang sebagai bahan makanan ternak
sifatnya hanya sebagai pelengkap dan tidak harus di tambahkan tujuanya adalah
untuk menambah nilai mineral kalsium pada pakan ternak.
Ø Garam Dapur
Garam yang umum digunakan untuk bahan baku pakan adalah garam dapur berbentuk
serbuk yang mengandung yodium sekitar 30-100 ppm. Garam dapur (NaCI) sering
digunakan sebagai tambahan untuk mencukupi kebutuhan kedua mineral yang
dikandungnya, yaitu natrium dan klor. Penggunaarmya dibatasi sampai 0,25% saja,
karena jika berlebihan akan mengakibatkan proses ekskresi atau pengeluaran
cairan kotoran meningkat. Keadaan ini akan menyebabkan alas litter menjadi
sangat lembab dan basah. Akibatnya, akan timbul gangguan penyakit bagi unggas
yang dipelihara.
Sumber : Laboratorium Ilmu Nutrisi
dan Pakan Ternak Departemen Peternakan FP USU (2008)b. NRC (1995)
Ø Garam
Garam yang dimaksud disini adalah garam dapur (NaCl) dimana selainberfungsi
sebagai mineral juga berfungsi sebagai pembatas konsumsi yangberlebihan bagi
ternak karena adanya rasa asin.Garam dapur ditambahkan sebanyak 0,5% untuk
meningkatkan tingkatkonsumsi konsentrat berenergi tinggi sampai menjadi 1,25 -
1,75 kg/ekor/hari.Semula pengaruhnya terlihat meningkatkan konsumsi kemudian
menurunkansampai jumlah yang dikehendaki (Parakkasi, 1995).
Ø Urea
Urea yang ditambahkan dalam ransum ruminansia dengan kadar yangberbeda - beda,
ternyata dirombak menjadi protein oleh mikroorganisme rumen.Urea merupakan
bahan pakan sumber nitrogen yang dapat difermentasi di dalamsistem pencernaan
ruminansia. Urea dalam proporsi tertentu mempunyai dampak positif terhadap
peningkatan konsumsi protein kasar dan daya cerna. Urea biladiberikan kepada
ruminansia akan melengkapi sebagian dari kebutuhan protein,karena dapat
disintesis menjadi protein oleh mikroorganisme dalam rumen(Anggorodi, 1984).
Menurut yang dilaporkan Basir (1990) selain meningkatkankualitas hijauan, urea
juga dapat dimanfaatkan sebagai pengganti protein butir- butiran. Urea juga dapat memenuhi kebutuhan protein untuk pertumbuhan
padaproduksi ternak ruminansia.
Sumber : a. Laboratorium Ilmu Nutrisi
dan Pakan Ternak Departemen Peternakan FP USU (2008)b. NRC (1995)
Ø
Silase
Silase
adalah hijauan makanan yang diawetkan dengan cara tertentu (proses
ensilase). Hasilnya masih dalam keadaan
segar dan masih mempunyai gizi yang cukup tinggi. Proses ensilase adalah proses penguraian dan
pembentukan zat-zat makanan karena aktivitas sel-sel tanaman yang masih
hidup. Proses ensilase dibagi menjadi
dua tahap, yaitu proses aerob dan an aerob.
Proses aerob meliputi aktivitas respirasi sel-sel tanaman yang
memerlukan oksigen dan membentuk CO2, H2O dan energi. Proses fermentasi an aerob terjadi karena
aktivitas enzim dan bakteri. Pada proses
tersebut, karbohidrat akan dirombak menjadi alkohol, asam organik, asam
karbonat, air dan melepaskan panas.
Bahan pengawet yang digunakan untuk proses pembuatan silase ini adalah
tetes, dedak, tepung jagung dan lain-lain yang berfungsi mempercepat penurunan
pH.
Ø
Onggok
Ubi kayu
merupakan bahan campuran pakan ternak yang cukup baik. Potensi limbah ubi kayu tersedia melimpah,
khususnya di Propinsi Jawa Timur yang merupakan daerah sentra ubi kayu. Dari data biro pusat statistik tahun 1995,
produksi ubi kayu di Jawa Timur sebesar 3.381.948 ton. Dari proses pengolahan singkong menjadi
tepung tapioka, dihasilkan limbah sekitar 2/3 bagian atau sekitar 75% dari
bahan mentahnya.
Limbah ubi kayu yang dapat digunakan sebagai bahan
pencampur pakan ternak adalah daun, kulit ubi kayu dan onggok. Onggok merupakan limbah dari mata rantai
proses produksi pembuatan tapioka.
Kandungan nutrisi onggok dapat dilihat pada Tabel 4.8. Tabel 4.8.
Kandungan nutrisi onggok : 1. Energi metabolis (kkal) 3.200 2. Protein
(%) 4.60 3. Kalsium (%) 0.32 4. Fosfor (%) 0.03 Sumber :
Gunawan, dkk (1995)
2. Sumber vitamin
Pakan sumber vitamin yaitu pakan yang mengandung banyak vitamin, seperti
vitamin A, B, C, D, E, dan K serta termasuk juga proses ensilasi dari ragi. Hal
ini sesuai dengan pendapat Hartadi et al. (1990)
yang menyatakan bahwa pakan yang mengandung vitamin termasuk proses ensilasi
dari ragi. Hal ini diperjelas oleh pendapat Tillman et al. (1991) yang menyatakan bahwa pakan
sumber vitamin mengandung vitamin A, B1, B2, B6, B12, D2, D3, E, K, serta vitamin C.
Berdasarkan hasil praktikum, diperoleh bahan pakan yang mengandung vitamin atau
masuk dalam kelas vitamin yaitu vit mix, yang mana vit mix merupakan campuran
dari beberapa campuran vitamin-vitamin. Hal ini sesuai dengan pendapat Tillman et al. (1991) yang
menyatakan bahwa pakan sumber vitamin mengandung beberapa vitamin yaitu vitamin
A, D2, D3, B1, B2, B6, B12, E, K dan
vitamin. Martawijaya (2004) menambahkan bahwa pakan sumber vitamin seperti topmix yang mengandung 12 macam vitamin, rhodiamix yang mengandung 12 macam vitamin.
a)
Vitamin mix, Berdasarkan hasil praktikum, vitamin mix memiliki warna krem, rasa
pahit, bentuk serbuk, tekstur kasar, bau obat, dan masuk dalam kelas pakan
sumber vitamin. Hal ini sesuai dengan pendapat Tillman et al. (1991) yang menyatakan bahwa pakan
yang mengandung vitamin, memiliki kandungan vitamin yang penting, yaitu A, D2, D3, B1, B2, B6, B12, E, K dan
vitamin C. pendapat ini diperjelas oleh pendapat Martawijaya (2004) yang
menyatakan bahwa pakan yang mengandung vitamin biasanya dijual di poultry shop dan
sudah dikemas dalam bentuk premix seperti top mix yang mengandung 12 macam vitamin, dan rhodiamix yang juga mengandung 12 macam vitamin.
3. Additive
Pakan additive yaitu pakan yang digunakan untuk
menambah produksi ternak dan biasanya bahan pakan nya campuran dari beberapa
bahan pakan atau hanya sebagai tambahan agar menarik atau menambah nafsu makan
pada ternak. Hal ini sesuai dengan pendapat Tillmanet al. (1991) yang menyatakan bahwa pakan additive yaitu zat-zat tertentu yang biasanya
ditambahkan pada ransum seperti antibiotika, zat-zat warna, hormon dan
obat-obatan lainnya. Pendapat ini diperjelas oleh pendapat Ichwan (2003) yang
menyatakan bahwa bahan baku pakan additive antara
lain premix, asam amino sintesis, pemacu pertumbuhan, koksidiostat, anti racun,
antioksidan, perekat dan pemberi pigmen
4. Birikut
beberapa gambar dari hasil praktikum yang telah dilakukan
a.
Konsentrat
b. PK2
c. Edamame giling
d. Separator/bekatul
e. Garam
f. Bungkil kelapa
sawit
g. Kulit kopi
h. Onggok
i.
Jagung
j.
Jagung
giling
k. bungkil kedelai
l.
kulit
kedelai
m. Pelet
n. Crumble
2 komentar:
siipp
Mau nanya. Kalau mencari kebutuhan garam buat pabrik pakan teenak dimana gan?
Posting Komentar