MATERI
DAN METODE
2.1
Materi
Alat dan bahan
yang di gunakan dalam praktikum ini meliputi:
Uji Benedict
Alat: Bahan
Rak Tabung
reaksi - Larutan Glukosa 0.01 M
2 buah tabung
reaksi - Larutan Na2CO3
Pipet Ukur - Larutan Benedict
Gelas beker
Waterbath
Spatula
Stopwatch
Alat tulis
Uji
Osazon
Alat: Bahan
Rak Tabung
reaksi - Larutan Fruktosa 0,01 M
6 buah tabung
reaksi - Larutan Glukosa 0.01 M
Waterbath - Larutan Arabinosa 0,01M
Pipet tetes - Larutan asam asetat
Pipet ukur - Larutan Fenil Hidrasin
Gelas ukur
Stopwatch
Mikroskop
Pembakar
spiritus
Penjepit tabung
Alat tulis
2.2 Metode
Metode praktikum meliputi langkah atau
cara kerja praktik yang di laksanakan.
Uji
Benedict:
1.
Menyiapkan 2
buah tabung reaksi dan masing- masing beri tanda “1” pada tabung pertama dan ”2” pada tabung kedua.
2.
Mengisi 2 ml
larutan Glukosa 0,01 M pada tabung 1 dan Na2CO3
sedikit ± pucuk spatula.Selanjutnya di kocok agar terjadi homogenisasi
3.
Mengurangi
separuh larutan dari tabung 1 dan di letakkan pada tabung 2 yang masih kosong.
4.
Tabung 2
dipanaskan selama 30 menit dalam Bekker
glass yang di letakkan dalam Waterbath .
5.
Mengangkat
tabung 2 dari waterbath dan mendinginkannya selama beberapa menit.
6.
Menambahkan 2 ml
larutan Benedict pada tabung 1 dan 2. Kemudian di panaskan lagi dalam waterbath
selama 10 menit.
7.
Mengamati
perubahan reaksi yang terjadi pada
tabung 1 dan 2 serta mengidentifikasi da membandingkan reaksi antara kedua
tabung tersebut.
Uji
Osazon
1.
Menyiapkan 6
buah tabung reaksi dan masing- masing beri tanda “1” sampai “6” pada masing
–masing tabung kosong tersebut.
2.
Mengisi 5 ml
larutan glukosa 0,01 M pada tabung “1”, 5 ml larutan fruktosa 0,01 M pada
tabung “2”, dan 5 ml larutan arabinosa.
3.
Menambahkan 10
tetes larutan asam asetat CH3COOH dan 3 tetes larutan feni hidrasin
pada ketiga tabung tersebut menggunakan pipet tetes.
4.
Meletakkan 3
tabung tersebut dalam bekker glass dan memanaskan dalam waterbath sampai
larutan tersebut larut sempurna ± 10 menit.
5.
Mengankat ketiga
tabung dan meletakkannya dalam rak tabung.
6.
Setelah beberapa
menit, mengambil separuh larutan dari tabung 1 dan di letakkan pada tabung 4
yang masih kosong, separuh dari tabung 2 diletakkan pada tabung 5, begitu pula
perlakuan yang sama dari tabung 3 di letakkan pada tabung 6.
7.
Membakar satu
persatu dari tabung 4 yang berisi larutan glukosa menggunakan penjepit tabung
dan di bakar diatas pembakar spiritus hingga terbebtuk endapan yang
mengkristal. Perlakuan yang sama di lakukan pada tabung 5 dan 6.
8.
Mengamati
kristal yang terbentuk menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10 x
9.
Mengamati dan
menggambar bentuk kristal dari masing-masing endapan yang terbentuk.
10. Mencatat
hasil perubahan reaksi yang terjadi selama praktikum berlangsung.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1
Tabel Hasil Pengamatan Uji Benedict
No Tabung
|
Larutan
Penguji
|
Warna
Awal
|
Hasil Pengamatan
|
|
Setelah
dipanaskan 30’
|
Setelah
di panaskan 30’ + Benedict selama 10’
|
|||
1
|
2
ml glukosa 0,01 M + sedikit Na2Co3
|
Putih
Keruh
|
Menit
ke-2 berwarna kuning.
Menit
ke-4 berwarna orange kecoklatan.
Menit
ke-8 berwarna orange kecoklatan pekat.
Menit
ke-23 berwarna merah bata pekat.
|
Warna
awal merah bata pekat dan kehijauan.
Menit
ke-4 berwarna merah bata dan coklat.
Menit
ke-7 berwarna merah bata.
Menit
ke-9 berwarna coklat pekat dan merah bata.
|
2
|
2
ml glukosa 0,01 M +bsedikit Na2Co3
|
Putih
keruh dan terdapat endapan
|
--------------------------
|
Putih
keruh dan biru ,terdapat endapan putih.
Menit
ke-4 berwarna coklat pekat dan terdapat endapan putih.
Menit
ke-7 berwarna coklat pekat merah bata dan terdapat endapan.
Menit
ke-9 terdapat 3 lapisan yaitu coklat, merah dan coklat lagi dan terdapat
endapan putih
|
3.2 Tabel
pengamatan Uji Osazon
No
tabung
|
Larutan
gula 5 ml
|
Larutan
CH3COOH
|
Larutan
fenil Hidrasin
|
Hasil
pengamatan
|
|
Sebelum
Pemanasan
|
Sesudah
di bakar
|
||||
1
|
Glukosa 0,01 M
|
10 tetes
|
3 tetes
|
Warna
larutan putih bening
|
Sesudah
pemanasan 10’ , larutan berwarna kuning cerah(muda)
Sesudah
pemanasan kedua ,terbentuk endapan (kristal)berwarna coklat tua(coklat
kemerahan)
Gambar
kristal:
|
2
|
Fruktosa 0,01 M
|
10 tetes
|
3 tetes
|
Warna
larutan putih bening
|
Setelah
pemanasan 10’ , larutan berwarna kuning cerah (muda)
Sesudah
pemanasan kedua terbentuk endapan (kristal) berwarna orange (kuning telur)
Gambar
Kristal:
|
3
|
Arabinosa 0,01 M
|
10 tetes
|
3 tetes
|
Warna
larutan putih bening
|
Setelah
pemanasan 10’ ,warna larutan kuning cerah (muda)
Setelah
pemanasan kedua terbentuk endapan (kristal) berwarna colat tua( coklat
kemerahan)
Gambar
kristal:
|
Ø Uji Benedict.
Tabung
reaksi 1 diisi dengan 3 ml R Benedict dan 1 ml glukosa 0,01M, kemudian didihkan
selama 10 menit. Setelah diamati, warna larutan berubah menjadibiru dan ada
endapan berwarna merah bata (+) sedangkan waktu yang dibutuhkan larutanuntuk
mengubah larutan menjadi endapan yaitu 10 menit.Tabung reaksi 2 diisi dengan 3
mlR Benedict dan 1 ml glukosa 0,02M, kemudian didihkan selama 10 menit. Setelah
diamati, warna larutan berubah menjadi biru
dan ada endapan berwarna merah bata(+ +) sedangkan waktu yang dibutuhkan
larutan untuk mengubah larutan menjadi endapan yaitu 9 menit. Tabung reaksi 3 diisi dengan 3 ml R Benedict dan 1 ml glukosa
0,04 M, kemudiandidihkan selama 10 menit. Setelah diamati, warna larutan
berubah menjadi biru dan adaendapan berwarna merah bata (+ + +) sedangkan waktu
yang dibutuhkan larutan untuk mengubah
larutan menjadi endapan yaitu 6 menit .Keterangan : Tanda “ + “, merupakan indikator banyaknya endapan
yang terbentuk. Prinsip percobaan ini gugus
reduksi yang terdapat pada karbohidrat (aldehid danketon) dalam keadaan
bebas akan mereduksi Cu2 yang ada pada R Benedict menjadi Cu+, dimana Cu+ akan membentuk Cu2O yang
berupa endapan merah bata. Percobaan ini,membuktikan bahwa glukosa
adalah gula reduksi yang memiliki kemampuan mereduksi ionCu yang mengendap menjadi CuO. Endapan yang
diperoleh berupa endapan merah bata.Pereaksi benedict berupa larutan
yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonatdan natrium sitrat. Glukosa dapat
mereduksi ion Cu2+ dari kuprisulfat menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagai Cu2O. Adanya natrium karbonat
dan natrium sitrat membuatperaksi benedict bersifat basa lemah. Endapat yang
terbentuk dapat berwarna hijau, kuningatau
merah bata. Warna endapan ini tergantung pada konsentrasi karbohidrat yang diperiksa (McGilvery et al,1996). Prinsip kerja
dari uji benedict adalah mereduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh gugus reduksi
bebas dan membentuk endapan berwarna merah bata (Cu2O) (Poedjadi, 1994). Kesimpulan dari
percobaan: banyak sedikitnya endapan merah bata yang terbentukdipengaruhi oleh
konsentrasi glukosa, semakin besar konsentrasinya, maka endapan yang terbentuk
samakin benyak. Semakin besar konsentrasi glukosa yang digunakan semakin cepat perubahannya.
Benedict Reagen digunakan untuk
menguji atau memeriksa kehadiran gula pereduksi dalam suatu cairan yang dapat
dibuktikan dengan terbentuknya endapan yang berwarna merah bata. Akan tetapi
tidak selamanya warna larutan atau endapan yang terbentuk berwarna merah bata ,
hal ini bergantung pada konsentrasi atau kadar gula reduksi yang dikandung oleh
tiap-tiap larutan uji. Bahkan pada pemanasan yang cukup lama
dapat dihasilkan endapan merah bata pada disakarida dan polisakarida sebab
memerlukan waktu untuk mengubah gugus-gugusnya menjadi lebih sederhana terlebih
dahulu . Namun
dalam percobaan , endapan yang terbentuk berwarna putih.
Dari sini dapat dilihat bahwa hasil praktikum tidak sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa semakin banyak gula dalam larutan maka semakin gelap warna
endapan.Berikut reaksinya:
O
O
║
║
R—C—H
+ Cu2+ 2OH- → R—C—OH + Cu2O
Gula
Pereduksi
EndapanMerah Bata
Ø Pembentukan Osazon
Prinsip
dari percobaan ini, dimana monosakarida dapat bereaksimembentuk fenilhidrazin pada suasana asam dengan suhu 100ºC membentuk Osazon.Tabung reaksi 1 diisi dengan 5 ml glukosa 0,01 M,
ditambah dengan 2 sendok asam asetatglacial,
fenilhidrazin padat, Na-asetat padat (2x fenilhidrazin), dan dipanaskan selama
5menit shingga semua padatan larut. Setelah diamati larutan berwarna
kuning pekat. Setelahdiamati dengan mikroskop ternyata keruh, hal ini
dikarenakan telah terbentuk kristal-kristalberwarna
putih kekuning-kuningan.
Tabung
reaksi 2 diisi dengan 5 ml fruktosa 0,01M, ditambah dengan 2 sendok asamasetat
glacial, fenilhidrazin padat, Na-asetat padat (2x fenilhidrazin),
dan dipanaskan
selama 5 menit, maka larutan menjadi berwarna kuning pekat. Setelah diamatidengan
mikroskop ternyata keruh, hal ini dikarenakan telah terbentuk kristal-kristal berwarna
putih kekuning-kuningan.
Tabung reaksi 3 diisi dengan 5 ml arabinosa 0,03 M,
ditambah dengan 2 sendok asam asetat glacial, fenilhidrazin padat, Na-asetat padat
(2x fenilhidrazin), dan dipanaskan
selama panaskan 5 menit, maka larutan menjadi berwarna kuning pekat. Warnanya nampak kening pekat dan keruh (ada endapan putih yang melayang-layang).
Pada umumnya , monosakarida dan beberapa sakarida yang
lain dapat membentuk osazon atau kristal
kuning apabila direaksikan dengan fenilhidrazin (C6H5NHNH2)
. Proses pembentukan kristal osazon berawal dari satu molekul gula yang
bergabung dengan satu molekul fenilhidrazin untuk membentuk hidrazon. Osazon
berwarna kuning dan merupakan senyawa yang tidak larut dalam air. Pada reaksi antara fruktosa dengan fenilhirazina, mula-mula
terbentuk D-glukosafenilhidrazon, kemudian reaksi berlanjut hingga terbentuk
D-glukosazon.
Reaksinya
sebagai berikut: Reaksi osazon glukosa + (Na-Asetat)
C6H12O6
+ C6H5NHNH2 CH3COONa
C6H8O4 [C6H10(NH)2]
3.3
Pertanyaan dan Jawaban
·
Pertanyaan
1. Gambarkan struktur
molekul fruktosa, glukosa, dan maltosa!
2. Terangkan
bagaimana terjadinya pembentukan osazon pada reaksi dengan monosakarida
·
Jawaban
1.
Glukosa
Maltosa
2. Pengujian
osazon menggunakan prinsip kerja memanaskan monosakarida pada suhu 100ºC dalam
keadaan asam dengan penambahan fenilhidrazina berlebihan. Proses pembentukan kristal osazon
berawal dari satu molekul gula monosakarida yang bergabung dengan satu molekul
fenilhidrazin untuk membentuk hidrazon. Ketosa akan bereaksi dengan hidrazin membentuk suatu
hidrazon. Hidrazin yang berlebih dengan hidrazon akan membentuk
fenil-osazon. Osazon monosakarida tidak larut dalam air
mendidih, contoh Pada reaksi antara fruktosa dengan
fenilhirazina, mula-mula terbentuk D-glukosafenilhidrazon, kemudian reaksi
berlanjut hingga terbentuk D-glukosazon.
BAB
IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembandingan dengan
literatur dapat di simpulkan bahwa:
Ø Percobaan
uji benedict: banyak sedikitnya endapan merah bata yang terbentuk dipengaruhi
oleh konsentrasi glukosa, semakin besar konsentrasinya, maka endapan yang
terbentuk samakin benyak. Semakin besar konsentrasi glukosa yang digunakan
semakin cepat perubahannya.
Ø Karbohidrat
tersebut dibedakan dari gambar kristalnya. Karbohidrat yang mempunyai gugus
aldehida atau keton bebas akan membentuk hidrazon atau osazon. Uji Osazon
Osazon yang terjadi pada kebohidrat mempunyai bentuk kristal yang spesifik
sesuai jenis karbohidratnya. Monosakarida membentuk kristal yang kasar
sedangkandisakarida membentuk kristal yang halus dengan jumlah yang lebih
banyak daripada monosakarida.
0 komentar:
Posting Komentar