SISTEM
PERNAFASAN UNGGAS
Sistem
respirasi adalah suatu proses pertukaran gas oksigen (O2) dari udara oleh
organisme hidup yang digunakan untuk serangkaian metabolisme yang akan
menghasilkan karbondioksida (CO2) yang harus dikeluarkan, karena tidak
dibutuhkan oleh tubuh. Setiap makhluk hidup melakukan pernafasan untuk
memperoleh oksigen O2 yang digunakan untuk pembakaran zat makanan di dalam
sel-sel tubuh. Alat pernafasan setiap makhluk tidaklah sama, pada hewan
invertebrata memiliki alat pernafasan dan mekanisme pernafasan yang berbeda
dengan hewan vertebrata. Ada dua jenis respirasi yang terjadi di dalam tubuh
makhluk hidup yaitu respirasi internal dan respirasi eksternal. Respirasi
internal adalah proses absorpsi oksigen dan pelepasan karbon dioksida dari sel.
Sedangkan respirasi eksternal adalah proses penggunaan oksigen oleh sel tubuh
dan pembuangan sisa hasil metabolisme sel yang berupa O2 ( Wiwi Isnaeni, 2006).
Sistem
respirasi pada unggas terdiri dari nasal cavities, larynx, trachea (windpipe),
syrinx (voice box), bronchi, bronchiale dan bermuara di alveoli. Oleh karena
unggas memerlukan energi yang sangat banyak untuk terbang, maka unggas memiliki
sistem respirasi yang memungkinkan untuk berlangsungnya pertukaran oksigen yang
sangat besar per unit hewan. Untuk melengkapi kebutuhan oksigen yang tinggi
tersebut maka anatomi dan fisiologi sistem respirasi unggas sangat berbeda
dengan mammalia. Perbedaan utama adalah fungsi paru-paru. Pada mammalia, otot
diafragma berfungsi mengontrol ekspansi dan kontraksi paru-paru. Unggas tidak
memiliki diafragma sehingga paru-paru tidak mengembang dan kontraksi selama
ekspirasi dan inspirasi. Paru-paru hanyalah sebagai tempat berlangsungnya pertukaran
gas di dalam darah (Sembiring, 2009).
Terdapat lima fungsi utama dari sistem
respirasi, yaitu:
1. Menyediakan permukaan untuk pertukaran gas antara udara dan sistem aliran darah.
2. Sebagai jalur untuk keluar masuknya udara dari luar ke paru-paru.
3. Melindungi permukaan respirasi dari dehidrasi, perubahan temperatur, dan berbagai keadaan lingkungan yang merugikan atau melindungi sistem respirasi itu sendiri dan jaringan lain dari patogen.
4. Sumber produksi suara termasuk untuk berbicara, menyanyi, dan bentuk komunikasi lainnya.
5. Memfasilitasi deteksi stimulus olfactory dengan adanya reseptor olfactory di superior portion pada rongga hidung.
1. Menyediakan permukaan untuk pertukaran gas antara udara dan sistem aliran darah.
2. Sebagai jalur untuk keluar masuknya udara dari luar ke paru-paru.
3. Melindungi permukaan respirasi dari dehidrasi, perubahan temperatur, dan berbagai keadaan lingkungan yang merugikan atau melindungi sistem respirasi itu sendiri dan jaringan lain dari patogen.
4. Sumber produksi suara termasuk untuk berbicara, menyanyi, dan bentuk komunikasi lainnya.
5. Memfasilitasi deteksi stimulus olfactory dengan adanya reseptor olfactory di superior portion pada rongga hidung.
Apabila
dibandingkan dengan mammalia, paru-paru ayam relatif lebih kecil secara
proporsional dengan ukuran tubuhnya. Paru-paru tersebut mengambang dan
berkontraksi hanya sedikit karena tidak terdapat diafragma sejati. Paru-paru
maupun kantung udara berfungsi sebagai cooling mechanism (mekanisme
pendinginan) bagi tubuh apabila panas tubuh dikeluarkan lewat pernapasan dalam
bentuk uap air. Laju respirasi diatur oleh kandungan karbon dioksida dalam
darah. Apabila kandungan karbon dioksida meningkat, maka laju pernapasan juga
akan meningkat. Laju pernapasan bervariasi antara 15-25 siklus/menit pada ayam
yang sedang istirahat .
2.1.1 Organ Sistem Respirasi Pada Ayam
Burung
bernafas menggunakan paru-paru dan dibantu dengan pudi-pundi udara/paru-paru
tambahan. Fungsi pundi-pundi udara adalah :
1. Membantu penafasan
2. Menjaga suhu tubuh dan mencegah kehilangan panas tubuh
3. Membantu memperkeras suara dengan dengan memperbesar ruang siring
4. Meringankan tubuh pada saat terbang (Wiryadi, 2008).
1. Membantu penafasan
2. Menjaga suhu tubuh dan mencegah kehilangan panas tubuh
3. Membantu memperkeras suara dengan dengan memperbesar ruang siring
4. Meringankan tubuh pada saat terbang (Wiryadi, 2008).
Ayam
merupakan salah satu ternak yang termasuk dalam kelas aves. Adapun organ-organ
yang berkaitan dalam sistem pernafasan paada aves, yaitu:
1. Nares Anteriores (lubang hidung), berjumlah sepasang terdapat pada pangkal rostrum bagian dorsal.
2. Nares Posteriores, lubang pada palatum, hanya 1 buah, terletak di tengah.
3. Glottis, terletak tepat di belakang pangkal lidah dan melanjutkan ke caudal, ke dalam larynx. Glottis ini berhubungan dengan rongga mulut melalui celah yang disebut rima Glottis
4. Larink, bagian yang disokong oleh cartilago cricoidea, dan cartilago arytenoidea yang berjumlah sepasang.
5. Trachea adalah lanjutan larynx ke arah caudal. Ini berupa suatu pipa mempunyai cincin-cincin tulang yang disebut annulus trechealis.
6. Bronchus adalah percabangan trachea ke kanan dan ke kiri, disebut Bronchus dexter dan sinister. Tempat percebangan branchiatadi disebut bifurcatio tracheae. Bronchi ini masih terbagi, ke dalam bronchi leteralis yang masing-masing akan terbagi lagiparabronchi.
7. Pulmo, terdapat pada ujung-ujung bronchi berjumlah sepasang, melekat pada dinding dorsal thorax. Pulmo ini dibungkus oleh selaput yang disebut pleura.
Pulmo mempunyai hubungan dengan kantong-kantong hawa yang disebut saccus pneumaticus yang terdiri dari:
a. Saccus abdominalis, terdapat diantara lipatan intestinum.
b. Saccus trhoracalis anterior, terletak pada dinding sisi tubuh pada rongga dada sebelah muka.
c. Saccus thoracolis posterior, terletak tepat di belakang saccus thoracolis anterior.
d. Saccus interclavicularis, terletak di median, hanya satu buah dan berhubungan dengan kedua pulmo.
e. Saccus cervicalis, terletak pada pangkal leher, berjumlah sepasang.
f. Saccus axillaris, yaitu saccus yang dibentuk oleh penonjolan sisi-sisi dari saccus interreclavicularis yang terdapat pada daerah ketiak.
8. Syrinx, terdapat pada bifurcatio tracheae. Tersusun dari beberapa annulus trachealis yang paling caudal dan annulus bronchialisyang paling cranial. Alat ini membatasi suatu ruangan yang agak melebar yang disebut tympanum.
1. Nares Anteriores (lubang hidung), berjumlah sepasang terdapat pada pangkal rostrum bagian dorsal.
2. Nares Posteriores, lubang pada palatum, hanya 1 buah, terletak di tengah.
3. Glottis, terletak tepat di belakang pangkal lidah dan melanjutkan ke caudal, ke dalam larynx. Glottis ini berhubungan dengan rongga mulut melalui celah yang disebut rima Glottis
4. Larink, bagian yang disokong oleh cartilago cricoidea, dan cartilago arytenoidea yang berjumlah sepasang.
5. Trachea adalah lanjutan larynx ke arah caudal. Ini berupa suatu pipa mempunyai cincin-cincin tulang yang disebut annulus trechealis.
6. Bronchus adalah percabangan trachea ke kanan dan ke kiri, disebut Bronchus dexter dan sinister. Tempat percebangan branchiatadi disebut bifurcatio tracheae. Bronchi ini masih terbagi, ke dalam bronchi leteralis yang masing-masing akan terbagi lagiparabronchi.
7. Pulmo, terdapat pada ujung-ujung bronchi berjumlah sepasang, melekat pada dinding dorsal thorax. Pulmo ini dibungkus oleh selaput yang disebut pleura.
Pulmo mempunyai hubungan dengan kantong-kantong hawa yang disebut saccus pneumaticus yang terdiri dari:
a. Saccus abdominalis, terdapat diantara lipatan intestinum.
b. Saccus trhoracalis anterior, terletak pada dinding sisi tubuh pada rongga dada sebelah muka.
c. Saccus thoracolis posterior, terletak tepat di belakang saccus thoracolis anterior.
d. Saccus interclavicularis, terletak di median, hanya satu buah dan berhubungan dengan kedua pulmo.
e. Saccus cervicalis, terletak pada pangkal leher, berjumlah sepasang.
f. Saccus axillaris, yaitu saccus yang dibentuk oleh penonjolan sisi-sisi dari saccus interreclavicularis yang terdapat pada daerah ketiak.
8. Syrinx, terdapat pada bifurcatio tracheae. Tersusun dari beberapa annulus trachealis yang paling caudal dan annulus bronchialisyang paling cranial. Alat ini membatasi suatu ruangan yang agak melebar yang disebut tympanum.
Pada
bagian trachea yang tercaudal terdapat suatu cartilago yang terletak melintang
dan ventral ke dorsal, yang disebut pessulus. Pessulus ini menyokong suatu
lipatan yang disebut membran seminularis. Adapun otot-otot yang terdapat di
trachea dan syarinx, yaitu:
1. Musculus syringealis intrinsic, sepasang berorigo pada dinding trchea, dan berinsertio pada syrinx.
2. Musculus sterno trachealis, sepasang berorigo pada sternum dan berisertio pada trachea.
Suara pada aves dihasilkan oleh getaran dari membrana seminularis. Getaran ini terjadi karena hasil kerja otot-otot di atas.
1. Musculus syringealis intrinsic, sepasang berorigo pada dinding trchea, dan berinsertio pada syrinx.
2. Musculus sterno trachealis, sepasang berorigo pada sternum dan berisertio pada trachea.
Suara pada aves dihasilkan oleh getaran dari membrana seminularis. Getaran ini terjadi karena hasil kerja otot-otot di atas.
Rongga
hidung dilengkapi dengan silia (bulu getar) yang berperan menyaring
partikel-partikel yang tercampur udara yang dihirup ayam, seperti debu maupun
bibit penyakit (virus maupun bakteri). Sedangkan pada bagian trakea, bronkus
dan bronkeolus dilengkapi dengan sel-sel epitel yang juga mempunyai bulu getar
dan sel tak bersilia yang akan menghasilkan lendir yang mengandung enzim
proteolitik dan surfaktan. Adanya enzim dan surfaktan (penurun tegangan
permukaan) tersebut mampu menghancurkan beberapa mikroorganisme patogen.
Silia
hidung hanya mampu menahan partikel berukuran 3,7-7,0 mikron, sedangkan
partikel yang lebih kecil lagi
akan lolos dan bertahan di saluran pernapasan ayam. Perlu diketahui juga ukuran
partikel yang berada di udara kebanyakan memiliki diameter 1-5 mikron,
sedangkan ukuran virus atau bakteri lebih kecil lagi contohnya bakteri
Mycoplasmaberukuran 0,25-0,5 mikron atau virus AI hanya berdiameter 0,08-0,12
mikron. Bisa dibayangkan jika silia mengalami kerusakan (misalnya oleh kadar
amonia yang tinggi), maka bibit penyakit akan dengan mudah masuk ke saluran
pernapasan dan pada akhirnya ayam akan mengalami gangguan pernapasan yang
berujung pada terjadinya kasus penyakit.
2.1.2 Skema Respirasi Pada Ayam
Dalam
sistem respirasi burung tidak memiliki diafragma, melainkan, udara berpindah
dan keluar dari sistem pernapasan melalui perubahan tekanan pada kantung udara.
Otot yang berada di dada menyebabkan sternum yang akan mendorong ke luar. Hal
ini mengakibatkan tekanan negatif di udara kantung, sehingga udara memasuki
sistem pernapasan.
2.1.3 Siklus Respirasi Pada Ayam
Siklus
respirasi pada ayam berbeda dengan sistem respirasi pada ternak ruminansia.
Karena ruminansia termasuk ternak mamalia, namun secara garis besar siklus
respirasi pada ayam sama dengan siklus respirasi pada aves. Berikut adalah
siklus-siklus respirasdi yang terdapat pada ayam:
a. Selama inspirasi pertama, perjalanan udara melalui lubang hidung, ( juga disebut nares yang terletak di sambungan antara bagian atas paruh atas dan kepala). Seperti dalam mamalia, udara bergerak melalui lubang hidung ke rongga hidung. Dari rongga hidung udara melalui larink dan ke trakhea. Udara bergerak melalui trakhea ke syrink, yang terletak di titik sebelum trakhea membagi dua. Yang kemudian mengalir melalui syrink. Udara tidak pergi langsung ke paru-paru, tetapi perjalanan ke posterior (kantung udara ekor). Sejumlah kecil udara akan melewati melalui kantung udara ekor untuk paru-paru.
b. Selama expirasi pertama, udara dipindahkan dari posterior menuju ke kantung udara melalui ventrobronchi dan dorsobronchi ke paru-paru. Bronkus akan membelah udara ke saluran kapiler dengan diameter yang lebih kecil. Darah kapiler mengalir melalui kapiler udara dan ini adalah tempat oksigen dan karbondioksida dipertukarkan.
c. Ketika burung mengulangi inspirasi kedua kalinya, udara bergerak ke kantung-kantung udara tengkorak.
d. Ekpirasi kedua udara bergerak keluar dari udara tengkorak kantung, melalui syrink ke trakhea, melalui laring, dan akhirnya melalui rongga hidung dan keluar dari lubang hidung (Foster dan Smith, 2007)
a. Selama inspirasi pertama, perjalanan udara melalui lubang hidung, ( juga disebut nares yang terletak di sambungan antara bagian atas paruh atas dan kepala). Seperti dalam mamalia, udara bergerak melalui lubang hidung ke rongga hidung. Dari rongga hidung udara melalui larink dan ke trakhea. Udara bergerak melalui trakhea ke syrink, yang terletak di titik sebelum trakhea membagi dua. Yang kemudian mengalir melalui syrink. Udara tidak pergi langsung ke paru-paru, tetapi perjalanan ke posterior (kantung udara ekor). Sejumlah kecil udara akan melewati melalui kantung udara ekor untuk paru-paru.
b. Selama expirasi pertama, udara dipindahkan dari posterior menuju ke kantung udara melalui ventrobronchi dan dorsobronchi ke paru-paru. Bronkus akan membelah udara ke saluran kapiler dengan diameter yang lebih kecil. Darah kapiler mengalir melalui kapiler udara dan ini adalah tempat oksigen dan karbondioksida dipertukarkan.
c. Ketika burung mengulangi inspirasi kedua kalinya, udara bergerak ke kantung-kantung udara tengkorak.
d. Ekpirasi kedua udara bergerak keluar dari udara tengkorak kantung, melalui syrink ke trakhea, melalui laring, dan akhirnya melalui rongga hidung dan keluar dari lubang hidung (Foster dan Smith, 2007)
2.1.4 Macam-Macam Sistem Mekanisme
Respirasi Pada unggas.
Sistem
mekanisme pernafasan pada unggas menjadi dua macam, yaitu:
1. Pernafasan pada waktu istirahat
1. Pernafasan pada waktu istirahat
Pernapasan
pada burung di saat hinggap adalah sebagai berikut. Burung mengisap udara lalu
udara mengalir lewat bronkus ke pundi-pundi hawa bagian belakang bersamaan
dengan itu udara yang sudah ada di paru-paru mengalir ke pundi – pundi hawa,
udara di pundi-pundi belakang mengalir ke paru-paru lalu udara menuju pundi –
pundi hawa depan. Kecepatan respirasi pada berbagai hewan berbeda bergantung
dari berbagai hal, antara lain, aktifitas, kesehatan, dan bobot tubuh.
Pernafasan
ini dilakukan ketika aves dalam kondisi istirahat. Pars ternalis costae dan
pars vertibralis costae, keduanya dihubungkan oleh suatu persendiaan, sehingga
dapat digerakkan. Adapun fase-fase yang terjadi ketika pernafasan istirahat,
yaitu:
a. Fase inspiratio, pada fase ini costae bergerak ke arah cranioventral, sehingga cavum thornealis membesar, pulmo mengembang sehingga udara masuk ke dalam pulmo.
b. Fase expiratio, pada fase ini costae kembali ke kedudukan semula, cavum thornealis mengecil. Polmu mengempis, udara keluar dari pulmo.
a. Fase inspiratio, pada fase ini costae bergerak ke arah cranioventral, sehingga cavum thornealis membesar, pulmo mengembang sehingga udara masuk ke dalam pulmo.
b. Fase expiratio, pada fase ini costae kembali ke kedudukan semula, cavum thornealis mengecil. Polmu mengempis, udara keluar dari pulmo.
2. Pernafasan pada waktu terbang
Saat
terbang pergerakan aktif dari rongga dada tidak dapat dilakukan karena tulang
dada dan tulang rusuk merupakan pangkal perlekatan otot yang berfungsi untuk
terbang. Pada saat terbang, kantung udara berperan sangat penting. Inspirasi
dan ekspirasi dilakukan bergantian oleh kantung udara di antara tulang coracoid
(interclavicular sac) dan kantung udara di bawah tulang ketiak (subsapular
sac). Saat mengepakan sayap (sayap diangkat ke atas), kantong udara di antara
tulang coracoid terjepit sehingga udara kaya oksigen pada bagian itu masuk ke
paru-paru (inspirasi). Saat sayap terkepak turun, kantung udara di bawah ketiak
terjepit sementara kantung udara di antara tulang coracoid mengembang, sehingga
udara masuk ke kantung udara di antara coracoid (ekspirasi). Semakin tinggi
burung terbang, maka semakin cepat kepakan sayapnya, karena kadar oksigen pada
udara di lapisan atas semakin kecil atau menipis (Campbell,1999).
Atau
lebih mudahnya adalah sebagai berikut, pada waktu terbang saccus yamng
berfungsi adalah saccus intercravicularis dan saccus axillaris. Apabila sayap
diturunkan saccus axillaris akan terjepit, sehingga saccus intercravicularis
longgar dan sebaliknya apabila sayap diangkat maka saccus axillaris akan
membesar sedangkan saccus intercravicularismengecil, sehingga dapat terjadi
pergantian udara dari luar ke dalam paru-paru.
Sistem pernapasan manusia (mamalia)
·
Pernapasan dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan
sebagai berikut.
- Fase inspirasi. Fase ini berupa
berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar,
akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan
di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
- Fase ekspirasi. Fase ini
merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi
semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi
kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar
daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon
dioksida keluar.
·
Pernapasan perut
Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Mekanismenya dapat
dibedakan sebagai berikut.
- Fase inspirasi. Fase ini berupa
berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga dada membesar, akibatnya
tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar
sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
- Fase ekspirasi. Fase ini
merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa ke posisi semula
yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil.
Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar
daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon
dioksida keluar.
v Perbedaan Sistem Respirasi pada Unggas dengan Mamalia
Paru-paru
pada mamalia pertukaran oksigen denagn karbondioksida terjadi di kantung
mikroskopis yang terdapat di paru-paru yang kemudian disebut dengan alveoli.
Sedangkan pada paru-paru ayam, pertukaran gas terjadi di dinding mikroskopis
tubulus, yang biasa disebut dengan kapiler udara. Sistem pernapasan ayam lebih
efisien dibandingkan pada mamalia. mentransfer oksigen lebih dengan
masing-masing pernafasan. Ini juga berarti bahwa racun dalam udara juga
ditransfer lebih efisien. Ini adalah salah satu alasan mengapa asap dari teflon
beracun untuk aves, tetapi tidak untuk mamalia pada konsentrasi yang sama.
Ketika membandingkan ayam dan mamalia dengan berat yang sama, ayam memiliki
tingkat pernafasan yang lebih lambat. Respirasi pada ayam memerlukan dua siklus
pernafasan untuk memindahkan udara melalui sistem pernapasan keseluruhan. Dalam
mamalia, hanya satu siklus pernapasan diperlukan.
KESIMPULAN
Dari
hasil pengamatan diatas dapat disimpulkan bahwa, pada waktu terbang yang berfungsi
adalah saccus interclavicularis dan saccus axilaris. Apabila
sayap diturunkan saccus axilaris terjepit, sehingga saccus
interclavicularis menjadi longgar, begitu pula sebaliknya apabila sayap
diangkat saccus axilaris membesar dan saccus interclavicularis
mengecil. Pada peristiwa ini akan mengakibatkan terjadinya pergantian udara
pada paru-paru.
0 komentar:
Posting Komentar